Guru Sekolah Minggu, JAIM?
Posted Desember 27, 2007
on:Saat ini saya sedang menerawang masa kecil saya. Khususnya waktu masih jadi penghuni kelas sekolah Minggu. Saat saya melihat guru saya mengajar, betapa kagumnya saya saat itu melihat mereka. Begitu baik, manis, dan suka senyum. Wah mereka pasti suci sekali ya ….
Sekarang saya sudah selesai menerawang. Saya berdiri sebagai guru sekolah Minggu saat ini. Ternyata bersikap manis, baik, ramah, di hadapan anak-anak bukan hal yang mudah saat melihat mereka atau seorang anak dengan cueknya menimbulkan huru-hara. Atau dengan santainya tidak memperhatikan perkataan saya. Ingin marah? Itu bisa membuat saya mempunyai imej buruk di hadapan mereka. Masa sih guru sekolah Minggu GALAK? Wah … berarti saya harus JAIM di hadapan mereka. Wahh … wah … wahh …. lagi, itu bukan sifat saya ….
Benarkah guru sekolah Minggu harus selalu baik-baik saja di hadapan anak-anak? Ya, memang … itu harus …. Tetapi apakah kita harus JAIM untuk bisa baik-baik saja di hadapan mereka yang harusnya dididik untuk disiplin itu? Tidak, itu tidak harus ….
So … what can I do?
Setelah merenung beberapa hari, minggu, bahkan bulan …. saya bisa melakukan sesuatu … paling tidak ampuh untuk diri saya sendiri dan membuat saya bisa baik-baik saja di hadapan anak-anak tanpa harus JAIM!
Jika anak-anak itu dengan cueknya menciptakan perang kecil di dalam kelas yang saya, lebih baik saya langsung diam dan mengerem laju bibir saya untuk berbicara. Setelah sadar saya terdiam, biasanya teman-teman kecil si pembuat huru-hara itu akan berbisik-bisik, “sstt … sstt … sstt ….” Harapan saya sih dia akan menghentikan action nya itu 🙂 Berhasilkah?
Ya, berhasil, tetapi hanya 3 minggu saja. Hiks … hikss … hikss …. Saya putar otak lagi dan tentunya dengan pijakan doa.
AHA! Saat para kapten perang kembali mengumumkan peperangan dengan bahasa tubuhnya, dengan gerak cepat saya langsung menyebutkan namanya. Tidak dengan suara manis tapi juga tidak dengan emosi membara. Di depan teman-temannya, dengan resmi saya meminta dia atau mereka menjadi asisten saya.
Mendengar posisi asiten ditawarkan, ada raut bangga di wajahnya. Eh … sekarang malah mereka yang JAIM di hadapan teman-temannya. Job description yang saya tawarkan adalah sebagai asisten keamanan dan ketertiban kelas. Tiap minggu sang assisten akan berdasarkan penilaian sang asisten sebelumnya. Siapa yang paling tertib akan mendapat kesempatan itu.
Thanks … Lord … buat ide ini …. Harapan saya sih itu berhasil. Tetapi rasanya tidak bisa dengan satu metode saja. Harus ada metode-metode lain agar kita bisa jadi teladan bagi mereka, tanpa harus terpaksa JAIM.
Saat berhenti menulis, saatnya bergumul lagi untuk dapat metode baru saat mereka sudah bosan menjadi asisten saya 🙂 Yang penting … bisa bebas dari JAIM untuk menjaga citra diri sendiri tetapi bisa tetap jadi teladan untuk kemuliaan nama Tuhan.
Dapat dilihat juga di http://www.sabdaspace.org/guru_sekolah_minggu_jaim
21 Tanggapan to "Guru Sekolah Minggu, JAIM?"
Thanks to share yach…
Itu masalahnya dengan anak2 sendiri di sekolah minggu.
Lalu gimana dengan kehidupan dilingkungan yang lain? Dimana ada anggapan kalo sudah menjadi seorang guru sekolah minggu berarti sudah sama seperti malaikat dari sikap dan perbuatan.
tolong, ada yang bisa nanggapi
shalom Ache, walaupun sudah lama, tapi saya mau kasi tanggapan buat kamu. kehidupan kita bisa di pilih Tuhan untuk melayani adalah anugerah yang besar, dan hal itu jugalah yang mendorong kita untuk memiliki kemampuan menjadi garam dan terang dunia, sekalipun itu gak gampang tapi saya mengalami kasih Tuhan supaya saya mengerti itulah yang Tuhan mau, agar kita menjadi berkat buat lingkungan kita. kita perlu banyak berlutut dan berdoa, masuk dalam hadirat Tuhan itulah yang mampu menolong kita melewati semua rintanngan termasuk juga tanggapan orang lain bagi kita. Artinya memang kita harus jadi berkat bagi semua orang.
makasih atas idenya,patut untuk di coba. akupun pernah menghadapi masalah yang sama saat aku ngajar dikelas tunas remaja. mereka lebih asyik ngobrol dibanding dengar aku ngajar,akhirnya aku diam sambil mangamati mereka beberapa saat. ketika mereka melihat aku,akhirnya mereka diam,dan aku katakan bahwa akan dibagi tugas giliran untuk ngajar teman-temannya tiap minggu.ketika mendengar perkataanku itu akhirnya mereka bisa diatasi.
lm knl y…..
yupzzz,,, ide yg bagus, terkadang qt sbg guru SM hrus memberi tanggung jawab kpd ank2, ad suatu perasaan bangga yg akn mereka tunjukkan saat qt memberi kepercayan itu,,
hai… salam kenal
thanks… udah share….
aku merasa menajdi PM sangat enak dan ceriah sepertinya tidak ada beban karena yang kita hadapi anak yang tulus…. dan kita menceritakan kebenaran dan kehidupan yang kekal bagi mereka…. ok,
great idea tu van…
emang kadang ga bermaksud jaim , eh malah GSM kelihatan jaim
kiat mu ntar aku praktekin deh..,
cari asisten keamanan…
gbu
thanks ya udh share
thanks buad idenya,
saya akan coba cara jitu punya anda…
Ide itu sudah saya coba utk anak yg sgt aktif..
sgt brmanfaat.
utk anak yg terlalu aktif berbicara kita harus mendekatkan diri kita..
hasilnya dia akan bs mau mendengarkan Kita!
…thank 4 share…boleh nggak artikel ini ku buat pengantar dalam buku panduan penataran dasar guru sekolah minggu…yach kayak ‘sekapur sirih’ atau intermezzo di daftar isi guidance book….boleh yach…s’pertinya menginspirasi…..GBu…
Bagus bgt idenya, akan aku coba di kelas sekolah minggu ku dalam minggu ne, thanks ya…
kak,… thanks for idenya.
tp, klo anak2 yg jadi asisten kita dikasih tugas apaya??
coz, saya juga binggung nich kak…
Terima kasih toek sharingnya…anak2 itu unik…..selama ini saya terjun di pelayanan teman2 seusia…baru saja saya terjun di pelayanan GSM..upzzzzzzzzz……penuh tantangan….hadapi karakter2 anak2 yang unik….tapi hidup jadi bewarna mengenal mereka dan terpacu toek menjaga hubungan dengan Tuhan kita Yesus.. …..mari kita2 jdi rekan sekerja Allah…membentuk generasi baru yang takut akan Allah….Tuhan berkati kita…
wah tulisan ini sangat memberkati tx yach,,,
senang bisa bergabung d group ini,,,
GBU
1 | mahenti
Januari 9, 2009 pada 00:25
wah sangat perlu dicontoh trimakasih sudah mau membaginya